Dukunnya Motor Banter

Kumpulan Artikel artikel Motor Banter

Rabu, 27 Februari 2013

Yamaha Mio Gunakan Katup Camry


Yamaha Mio: MENGKANIBAL KATUP ”CAMRY” YANG BENARSelalu menjadi dilema dua pilihan ini. Memakai option part racing atau memodif silinder cop di bengkel bubut spesialis korek mesin. Dua item korekan ini yang selalu menjadi penawaran saat menginginkan pacuan lebih kencang.
Sisi lain, memakai option part racing mahal, tapi tak merubah tipikal mesin bawaan pabrik. Sebaliknya hasil rombakan silinder cop di bengkel bubut, biayanya murah hasil nya luar biasa, tapi merubah basis komponen bawaan pabrik.

Kali ini otre mencoba membedah kanibalan katup dengan kepala lebih besar, populer di kalangan tuner dengan sebutan katup Camry atau produk ‘EE. Sebab, metode korekan ini menjadi trend atau menu wajib buat Mio yang doyan touring atau Mio bore up pemakai piston 63,5 mm.

Lalu bagaimana cara merombak silinder cop saat mengkanibal katup dengan kepala lebih besar, seperti milik Camry 34 mm (in) dan 28 mm (ex), agar dapat tahan lama ?

Boyrenx tuner kawakan spesialis sport 4 tak spek FFA, telah meraciknya matang. ”Semua spesifikasi detail silinder cop dikembalikan pada kondisi standar pada proses pemasangan katup Camry. Tentu saja untuk mengejar ketahanan material silinder cop, sesuai dengan hasil pengujian,” tuturnya pada otre.

Rubahan sudut katup dihasilkan dari pembentukan sudut terhitung mulai nol. Artinya, bushing ori dilepas kemudian ditambal las diral dengan umpan diral bekas calter. Kemudian baru dilakukan pembentukan sudut serta lubang perencanaan dudukan bushing.

Membesarnya kepala katup menjadi 34 mm (in) dan 28 mm (ex), membuat sudut katup mesti dipasang pada sudut 37 derajat, terhitung pada garis vertikal tengah silinder cop.

Perubahan sudut ini juga berdasar dari perhitungan simetris nya baut setelan katup (tapet) dengan tangkai katup, untuk mempertahankan tekanan penampang stelan katup jadi lebih presisi dengan tangkai katup. Di sini juga acap menjadi biang tangkai katup putus, akibat kurang presisi nya tekanan stelan katup dengan tangkai katup. 

Sedang bagian dudukan pegas katup acap menjadi penilaian, baik dari kerapatan bushing dengan diral nya hingga jarak tinggi nya dengan tepi silinder cop. Pasalnya, bagian ini adalah tempat komponen penunjang mekanis silinder cop yang sifatnya statis, seperti pegas katup.

Di sektor ini detail spesifkasi rombakan dikembalikan pada posisi standar nya dengan tinggi 59 mm (in) dan 58 mm (ex). Agar porsi kekenyalan pegas katup seperti standarnya. “Sebab, kalau dudukan pegas katup dengan tepi silinder cop jaraknya terlalu tinggi, pegas jadi kurang kenyal,” terang Boyrenx.

Soal porting ia bilang tak mengandalkan remeran hingga ekstrem. Justru sebaliknya, ia kembalikan ke desain bawaan pabrik. ”Mesti diingat, pemakai katup dengan kepala besar kadang korekan sektor mesin lainnya belum komplit. Dengan kontur lubang masuk dan buang standar, tuner jadi lebih bebas mengukir porting sesuai dengan estimasi korekan lain,” urainya.

Untuk desain ruang bakar juga dirancang safety, khusus penganut perbandingan kompresi sedang. Tapi tak menutup kemungkinan mudah dalam merombak ke tinggi. Detailnya diameter total ruang bakar 63,5 mm, dengan lebar squish 9 mm dan kubah diplot 50 mm.

Sampai diseteng katup, sesuai dengan bawaan pabrik ketebalannya cuman diatur 2 mm. “Alhasil kerapatan margin katup duduk di setengan jadi lebih terjamin,” yakin tuner pemilik sport 4 tak terkencang di Indonesia era 2005-2006 ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Open Panel

Blogroll